Romansa Warung Lotek

Mbak Alfi! ….. Mbak Alfi!

Panggilan yang kedua terdengar lebih keras daripada panggilan yang pertama. Itu karena aku sedang duduk di teras sebuah warung lotek ternama itu. Di warung ini semua pesanan harus disertai nama pemesannya dan ketika pesanan sudah siap, kemudian pelayan bertugas mencari tuan dari pesanan ini dengan memanggilnya. Berbeda dengan rumah makan yang menggunakan nomor meja. Itu karena pembeli biasanya pesan dahulu baru sesuka hari menentukan dimana mereka akan duduk.

Warung lotek ini memang tidak besar dan tidak mewah, tetapi sudah cukup nyaman untuk mengundang kalangan menengah keatas untuk mampir ke warung ini. Yang datang mulai dari mahasiswa, pegawai dengan dandanan klinyis-klinyis, sampai bos-bos besar. Akibatnya, parkir kendaraannya pun sampai kemana-mana.

Letaknya yang tidak jauh dari kampus UGM tentu saja membuat warung ini sering dikunjungi mahasiswa UGM sepertiku (dulu). Itu membuatku sedikit malu ketika namaku disebut di depan banyak orang seperti itu. Awalnya aku hanya ingin pesan lotek untuk dimakan di kampus. Tetapi mendung siang itu sudah berubah menjadi hujan. Ya sudah, kursi kosong di meja-meja kecil itu masih banyak. Cukup nyaman buat aku yang makan sendirian.

Hanya saja ketika namaku disebut… Aih… Bagaimana jika ada kawan lama di situ, yang sebenarnya terlalu awkward untuk saling menyapa, tetapi dia tahu ada aku di situ sendirian. Lebih berbahaya daripada jejaring sosial location-based yang bisa mengungkap dimana keberadaan kita.

Warung ini juga sudah biasa didatangi oleh para seniman jalanan. Mereka membawa gitar dan menyanyikan beberapa lagu, biasanya lagu cinta. Penampilan mereka termasuk penampilan yang artistik dan entertaining. Bukan seperti seniman perempatan yang penampilannya dikejar-kejar oleh lampu lalu lintas. Mereka seperti menyanyi sepenuh hati di depan mata-mata yang lebih fokus kepada makanan di depan mereka masing-masing. Seperti mereka punya satu misi penting untuk memindahkan fokus para penikmat lotek itu.

Hati-hati saja jika suatu hari ke sini ketika hujan turun dan seniman-seniman sedang beraksi. Untungnya siang itu seniman yang beraksi punya gaya berbeda dan menurutku paling efektif selama ini. Dia menyanyikan medley lagu milik beberapa girlband yang sedang naik daun, dengan menggabung-gabungkan lirik lagu yang berbeda pada nada lagu yang sama, atau mengubah lirik dengan kata-kata yang lebih unik dan lucu, yang berhasil membuat aku tersenyum-senyum bodoh sendiri.

Really really love you.. Love you really really.. 😆


Comments

2 responses to “Romansa Warung Lotek”

  1. Makanya ngajak akikah ajah.. Eh, tapi rujak palsu ya, pikir-pikir dulu deh..
    *padahal gak ada yang mau ngajak*

  2. Kok rujak sih?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *